Jumat, 8 Maret 2024 seluruh siswa-siswi dan bapak ibu guru di lingkungan SMP Mardisiswa 2 melaksanakan kegiatan dugderan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Dugderan adalah tradisi penanda awal bulan Ramadhan di Kota Semarang, Jawa Tengah. Tradisi ini dimeriahkan dengan tabuhan bedug dan bunyi petasan yang juga menjadi asal kata penamaan Dugderan. “Dugderan” berasal dari kata “Dug” dan “Der” dan mendapat akhiran an. Kata “Dug” diambil dari bunyi bedug masjid yang ditabuh berkali-kali, sedangkan kata “Der” sendiri berasal dari bunyi meriam atau ledakan petasan yang dinyalakan bersamaan dengan tabuhan bedug. SMP Mardisiswa 2 Semarang melaksanakan kegiatan Tarhib Ramadan di sekitar lingkungan sekolah. Acara diramaikan oleh seluruh warga sekolah, anak-anak membawa ikon Kota Semarang yaitu Warak Ngendok yang merupakan hasil dari P5 Tema Kearifan Lokal.
Dalam kegiatan dugderan ini di ikuti oleh setiap kelas yang berbaris sesuai dengan kelasnya masing-masing dan membawa karya setiap kelas untuk di bawa selama pawai dugderan, contoh karya yang di bawa oleh siswa-siswi adalah yang tentu saja warak ngendok, puisi bertemakan bulan suci Ramadhan, poster tentang bulan suci Ramadhan dan kata-kata Mutiara untuk menyambut bulan suci Ramadhan dan menyemangati seluruh yang membaca untuk berbahagia menyambut bulan suci Ramadhan.